KISI-KISI
UJIAN BLOK SMA KELAS XII SEMESTER 1
1.
STRUKTUR
TEKS CERITA SEJARAH
Struktur teks cerita
sejarah dimulai dari orientasi.
Orientasi adalah bagian yang menjelaskan, mengantarkan, dan meberikan
pengertian tentang hal yang akan dibahas –dalam hal ini adalah cerita sejarah-.
Misalnya, anda ingin menulis cerita sejarah berjudul sejarah awal terciptanya smart phone, untuk itu anda harus
menjelaskan pengertian smart phone kepada pembaca pada bagian awal yang disebut
orientasi.
Struktur yang kedua
adalah urutan peristiwa tahap I, II,
III, dst. Urutan peristiwa ini dibuat dengan urutan tahun peristiwa sejarah
kejadian teks. Apabila anda ingin membahas teks sejarah Piala Dunia, anda dapat
memasukkan sejarah piala dunia dimulai dari tahun terkecil sampai piala dunia
tahun yang paling besar atau terkini. Urutan ini dapat dibuat berdasarkan
kebutuhan penulis, bisa ada 2, 3, 4, 5, dan berapapun urutan yang dibutuhkan
agar wacana tersebut sempurna pembahasannya.
Reorientasi
adalah bagian terakhir dari struktur teks cerita sejarah. Pada bagian ini
penulis mengulas kembali hal-hal penting yang sudah dibahas sebelumnya.
Tentunya hal-hal penting ditulis dengan ringkas.
2.
INFORMASI
YANG TERDAPAT DALAM TEKS CERITA SEJARAH
Informasi yang terdapat dalam teks cerita
sejarah ini dapat menjawab pertanyaan dari apa, siapa, di mana, kapan, mengapa,
dan bagaimana. Intinya adalah kalian harus memahami informasi yang terdapat di
dalamnya, kemudian mencocokkan dengan pertanyaan yang diberikan. Misalnya
pertanyaan kapan, tentunya di dalam teks tersebut banyak terdapat pernyataan
yang berhubungan dengan kapan. Kita kemudian tinggal mencocokkan antara
pertanyaannya dengan jawaban yang sesuai dengan teks yang ada.
3.
JENIS
KALIMAT (NOMINA, VERBA, ADVERBIA, KELOMPOK KATA NOMINA, KELOMPOK KATA VERBA,
DAN KELOMPOK KATA ADVERBIA)
Memahami perbedaan kata dan kelompok kata.
a.
Kata
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa. Atau mudahnya, kata adalah stuan bahasa terkecil
yang sudah mempunyai makna. Contohnya: abang, artinya adalah kakak laki-laki
yang lebih tua.
b.
Kelompok
kata (frase)
Kelompok kata adalah kumpulan lebih dari 1
kata, tapi hanya memiliki 1 batas fungsi. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi
subjek (S), predikat (p), objek (o), pelengkap (pel), atau keterangan (K).
Contoh:
Junaidi melempar dengan sekuat tenaga batu pada
pohon mangga milik Pak Arie
S P O K
Pada contoh di atas, Junaidi, batu, adalah
kata yang masing-masing berfungsi sebagai subjek dan objek.
Melempar dengan sekuat tenaga, dan pada
pohon mangga milik Pak Arie merupakan kelompok kata atau frase. Karena dia
lebih dari 1 kata dan hanya menduduki satu batas fungsi. Yaitu masing-masing
menduduki batas fungsi predikat dan keterangan.
Memahami nomina, verba, dan adverbia.
a. Nomina
dan Kelompok Kata Nomina
Perhatikan contoh kalimat berikut:
Ayah makan
pisang
ambon di meja makan
S/Nomina P/Verba O/Nomina K/Adverbia
Kata ayah, merupakan nomina, sedangkan
pisang ambon adalah kelompok kata nomina. Nomina, singkatnya adalah kata benda.
Sedangkan, apabila kata dalam nomina tersebut lebih dari 1 kata tapi memiliki
hanya 1 batas fungsi, dia disebut kelompok kata nomina.
b. Verba
dan Kelompok Kata Verba
Verba adalah kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau
keadaan; kata kerja.
Dalam fungsi, verba selalu menduduki
fungsi predikat. Jadi, predikat dalam kata sudah pasti adalah verba.
Contoh:
Ayah makan
pisang
ambon di meja makan
S/Nomina P/Verba O/Nomina K/Adverbia
Pada contoh di atas, makan berfungsi
sebagai predikat di dalam kalimat. Predikat ini berjenis verba.
c.
Adverbia
dan Kelompok Kata Adverbia.
Adverbia adalah kata atau kelompok kata
yang menduduki fungsi keterangan. Intinya adverbia adalah nama lain dari
keterangan.
Berdasarkan perannya di dalam kalimat,
peran tersebut berupa
1)
Keterangan
waktu
Keterangan waktu memberikan informasi
mengenai saat terjadinya suatu peristiwa. Fungsi keterangan itu dapat diisi
oleh kata tunggal, kelompok kata nomina, atau kelompok kata preposisi/anak
kalimat.
2)
Keterangan
tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang
menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu
didahului oleh kata depan, seperti dengan, di, dari, ke, sampai, dan dalam.
3)
Keterangan
Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang
menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului
oleh kata depan dan ada pula yang tidak. Keterangan cara yang berupa kata ulang
merupakan perulangan kata sifat. Keterangan cara yang berupa kelompok kata
ditandai oleh kata dengan atau secara.
4)
Keterangan
Penyebaban
Keterangan penyebaban adalah
keterangan yang menyatakan sebab atau
alasan terjadinya suatu peristiwa, keadaan, kejadian, atau perbuatan.
Keterangan ini selalu berupa kelompok kata dengan preposisi karena
atau sebab. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungsi karena atau lantaran.
5)
Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah
keterangan yang menyatakan tujuan atau
maksud perbuatan atau kejadian. Keterangan tujuan ditandai oleh kata
untuk, guna, bagi, buat, dan demi.
6)
Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi
penjelasan kata benda, misalnya, subjek
atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah
(--), atau tanda kurang.
Contoh:
Kakak saya, Mbak Anis,
terpilih sebagai mahasiswa
teladan.
7)
Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi
penjelasan kata benda (subjek ataupun
objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi
dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan
tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti
contoh berikut.
Contoh:
Najib, siswa kelas XII,
mendapat beasiswa kuliah ke
Jerman.
8)
Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas
memberikan pembatas kata benda, misalnya,
subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan
tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Contoh:
Siswa yang mempunyai
rata-rata nilai 8 mendapat
beasiswa.
9)
Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah
keterangan yang menyatakan ada atau tidak
adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan.
Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menghubungkan kata
dengan, tanpa, atau bersama dengan kata atau kelompok kata
tertentu.
Kata atau kelompok kata yang berada di belakang kata itu harus
merupakan benda yang bernyawa atau dianggap bernyawa.
10)
Keterangan Alat
Keterangan alat merupakan
keterangan yang menyatakan ada atau
tidak adanya alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Keterangan alat selalu diikuti oleh kata depan dengan atau tanpa.
11)
Keterangan Similatif
Keterangan similatif adalah
keterangan yang menyatakan kesetaraan
atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan dengan
keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain.
12) Keterangan Kesalingan
Keterangan kesalingan adalah
keterangan yang menyatakan bahwa
suatu perbuatan dilakukan secara silih berganti. Keterangan ini ditandai
oleh kelompok kata satu sama lain.
(Dari
buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)
4.
KONJUNGSI
TEMPORAL
Konjungsi adalah kata atau ungkapan
penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. konjungsi
temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (misalnya
apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari,
sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala,
dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat
yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).
(Dari
buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)
5. AFIKS
Dalam pembentukan nomina, afiksasi yang
terjadi antara lain adalah sebagai berikut.
a)
Sufiks –an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -ur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi,
-isida, -ita, -or, dan -tas.
Contoh:
1) Buku
bacaan yang dipegang anak itu milik Rika. (verba [V] à nomina [N])
2) Aku
sangat menyukai asinan yang dibuat ibu. (Adjektiva [A] à nomina [N])
3) Maman
S. Mahayana adalah seorang kritikus sastra yang terkenal. (nomina [N] à nomina
[N])
b)
Prefiks ke-, pe-, dan se-.
Contoh:
1) Andi
terpilih sebagai ketua kelompok kami. (Ajektiva [A] à nomina [N])
2) Pedagang
kaki lima memenuhi trotoar sepanjang Jalan Diponegoro. (verba [V] à nomina [N])
3) Saya sekelas dengan Sadewa. (nomina [V]
à nomina [N])
c)
Konfiks ke-an, pe-an, dan per-an.
Contoh:
1) Pengaturan
jam kerja telah ditetapkan dalam undangundang. (verba [V] à nomina [N])
2) Pertunjukan
sirkus itu berhasil menarik banyak pengunjung. (verba [V] à nomina [N])
3) Kekayaan
Haji Ahmad sudah tak terhitung jumlahnya. (ajektiva [A] à nomina [N])
d)
Infiks -el- dan -er-.
Contoh:
1) Rafa
dan Vania sedang asyik bermain gelembung sabun. (ajektiva [A] à nomina [N])
2) Telunjuk
ibu tergores pisau saat mengiris bawang. (verba [V] à nomina [N])
3) Seruling
itu terbuat dari bambu. (nomina [N] à nomina [N])
e)
Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pemberan, pemer-an,
penye-an, perse-an, dan perseke-an.
Contoh:
1) Keberhasilan
tidak bisa diraih tanpa usaha yang keras. (dari bentuk ber- + dasar [D])
2) Keterlibatan
Ranto dalam kasus korupsi membuat ia kehilangan kepercayaan. (dari bentuk ter-
+ dasar [D])
3) Daerah
kumuh perlu dipugar untuk penyerasian dengan daerah sekitarnya. (dari bentuk
menye-kan)
(Dari
buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)
6.
EJAAN
(KHUSUS PENULISAN HURUF KAPITAL)
Di antara aturan penulisan huruf kapital
yang perlu kalian pelajari pada tingkat ini adalah
a.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia
Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng,
Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez
Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar
ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara
b.
Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti
dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis
Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Badan
Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57,
Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan
hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku
7.
PENGUNAAN
TANDA BACA KOMA (,)
a.
Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum
"dan"]
Contoh
penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa
koma sebelum "dan"]
b.
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia,
tetapi tidak aktif.
c.
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau
hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena
sibuk, ia lupa akan janjinya.
8.
MAKNA
KATA DEPAN
a.
Kata
depan penanda tempat keberadaan dan waktu, yaitu: di, pada, dalam, dan antara.
Contoh:
Kami sekolah di SMA Katolik Santu Petrus
Pontianak.
b.
Kata
depan penanda arah atau tempat asal, yaitu: dari
Contoh:
Yudi baru saja dari kamar kecil.
c.
Kata
depan penanda arah atau tempat tujuan, yaitu: ke, kepada, akan, dan terhadap
Contoh:
Pada liburan yang akan datang aku akan
pergi ke rumah saudara jauhku.
d.
Kata
depan penanda pelaku, yaitu: oleh
Contoh:
Akibat terlambat berulang-ulang, dia
dimarahi oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di sekolahku.
e.
Kata
depan penanda alat atau cara yaitu: dengan, dan berkat
Contoh:
Boni berlari dengan sangat lambat.
f.
Kata
depan penanda perbandingan, yaitu: daripada
Contoh:
Rumahku lebih kecil daripada rumah
tetanggaku.
g.
Kata
depan menunjukan suatu hal atau permasalahan, yaitu: tentang dan mengenai
Contoh:
Rapat RT pagi hari itu membahas tentang
rencana kerja bakti yang akan segera dilaksanankan.
h.
Kata
depan penanda hubungan akibat, yaitu: hingga dan sampai
Contoh:
Dono menangis sampai matanya bengkak.
i.
Kata
depan penanda hubungan tujuan, yaitu: untuk, buat, guna, dan bagi.
Contoh:
Belajarlah yang giat guna masa depan yang cerah.
9.
STRUKTUR
TEKS BERITA
Struktur teks berita dimulai dari orientasi. Orientasi adalah bagian yang
menjelaskan, mengantarkan, dan meberikan pengertian tentang hal yang akan
dibahas –dalam hal ini adalah teks berita-. Misalnya, anda ingin menulis teks
berita berjudul berita tentang smart phone, untuk itu anda harus menjelaskan
pengertian smart phone kepada pembaca pada bagian awal yang disebut orientasi.
Struktur yang kedua adalah urutan peristiwa tahap I, II, III, dst.
Urutan peristiwa ini dibuat dengan urutan tahun peristiwa sejarah kejadian
teks. Apabila anda ingin membahas teks sejarah Piala Dunia, anda dapat
memasukkan sejarah piala dunia dimulai dari tahun terkecil sampai piala dunia
tahun yang paling besar atau terkini. Urutan ini dapat dibuat berdasarkan
kebutuhan penulis, bisa ada 2, 3, 4, 5, dan berapapun urutan yang dibutuhkan
agar wacana tersebut sempurna pembahasannya.
Reorientasi adalah bagian terakhir dari
struktur teks cerita sejarah. Pada bagian ini penulis mengulas kembali hal-hal
penting yang sudah dibahas sebelumnya. Tentunya hal-hal penting ditulis dengan
ringkas.
10. ANTONIM
Antonim adalah lawan kata. Misalnya kita
menyebutkan pergi, antomimnya
adalah pulang.
11. PENULISAN
KATA BAKU
Kata baku dan tidak baku dalam soal-soal
Pembelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya lebih terfokus pada kata-kata yang
biasa digunakan, namun ternyata salah. Karena, yang biasa belum tentu benar.
Contohnya adalah penulisan kata ‘apotik’. Penulisan kata tersebut sangat umum
di kalangan masyarakat. Bahkan kita lebih terbiasa dan enak menyebut apotik
daripada kata bakunya yaitu `apotek`. Sama halnya dengan `atlit`. Kita lebih
cendrung untuk menuliskan dan menyebutkannya dengan cara yang salah.
Contoh lainnya adalah sebagai berikut.
Jadual seharusnya jadwal
Kwitansi seharusnya kuitansi
Resiko seharusnya risiko
Konvoy seharusnya konvoi dsb.
12. VERBA
TRANSITIF
Verba transitif adalah verba -kata kerja
atau bisa juga kelompok kata kerja- yang membutuhkan objek agar kalimat
tersebut menjadi kalimat yang lengkap.
Contoh:
SunGoKong memakan
....
S/Nomina P/Verba
Kalimat di atas adalah kalimat yang menggantung karena
verbanya membutuhkan objek agar jadi kalimat yang utuh. Kalimat di atas dapat
mejadi
SunGoKong memakan pisang ambon
S/Nomina P/Verba O/Nomina
Ciri kedua verba transitif adalah
kalimatnya dapat dipasifkan.
`Ayah membaca koran` menjadi `Koran
dibaca ayah`. Bandingkan dengan kalimat yang mengandung kalimat intransitif
apabila dipasifkan. `Ibu makan jengkol` apabila dipasifkan menjadi `jengkol
makan ibu`.
13. VERBA
PEWARTA
Verba pewarta adalah kata yang digunakan
untuk mengindikasikan suatu percapakan. Contoh: mengatakan, memaparkan,
memberitakan, memberitahukan, dan kata-kata sejenis.
14. JENIS-JENIS
IKLAN
Iklan terdiri atas 3 jenis, yaitu
a. Iklan
pemberitahuan
Iklan pemberitahuan adalah iklan yang
sifatnya menyampaikan informasi tertentu. Contohnya apabila ada rapat direksi
pemegang sahan suatu perusahaan.
b. Iklan
layanan masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang
menginformasikan tentang pelayanan-pelayanan tertentu yang biasanya dilakukan
oleh pemerintah atau suatu badan kepada masyarakat. Contohnya adalah iklan
keluarga berencana.
c. Iklan
penawaran
Iklan penawaran adalah iklan yang
memberikan penawaran terhadap produk-produk tertentu. Contoh: iklan minuman
dalam kemasan.