AGAR TIDAK ‘KAGOK’, INI ADALAH PROSES UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
Deskripsi berikut berdasarkan pengalaman penulis.
Ujian Nasional
atau yang biasa disingkat UN, adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar
dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah
yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Repubilk Indonesia nomor 20 tahun 2003 (wikipedia).
Selama ini,
ujian nasional dijalankan dengan cara menjawab pertanyaan dengan menghitamkan
lembar jawab komputer yang kemudian akan di scan
menggunakan mesin scanner. Semuanya
menggunakan kertas untuk soal dan lembar jawabnya. Tes ini kemudian sering
disebut Paper based Test.
Namun tahun
2015 ini, setelah menimbang dan seterusnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Dr. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., memutuskan untuk melaksanakan ujian berbasis komputer
(Computer based Test) atau yang lebih
sering disingkat CBT.
Nah, untuk
anda yang ingin tahu dan yang tahun-tahun selanjutnya akan menjalankan ujian
CBT, ada baiknya menyimak informasi proses ujian yang diadakan di kelas CBT.
Penulis sendiri adalah seorang pengawas pada ujian CBT tahun 2015 sehingga
dapat sedikit membeberkan proses ujian tersebut.
Di dalam
ruangan ujian, ada dua orang pengawas dan dua orang proctor (padahal arti pengawas dan proctor sama, mungkin biar dibilang keren saja disebut proctor). Walaupun artinya sama sebagai
pengawas ujian, proctor bertugas untuk mengawasi segala suatu yang berhubungan
dengan komputer dan jaringan. Sedangkan, pengawas bertugas mengawasi dan
membantu siswa agar pada saat ujian tidak terjadi kendala yang berarti.
Hal pertama
yang harus dilakukan siswa adalah log ini dengan cara memasukan ussername dan
password. Setelah itu akan tampil data siswa untuk memastikan bahwa yang
memasukkan ussername adalah benar siswa yang akan mengikuti ujian.
Setelah yakin
dengan datanya, siswa akan diberikan kode khusus atau yang disebut token. Token
ini akan otomatis berubah tiap 15 menit. Token juga berfungsi jika siswa tidak
aktif kemudian ter-log out secara otomatis, untuk dapat mengikuti tes kembali
siswa harus memasukkan token yang akan diberikan oleh proctor. Setelah
memasukkan token, siswa dapat memulai tes.
Bentuk tampilan
aplikasi CBT yang diberikan pemerintah sangat sederhana. Tampilan soal di layar
monitor seperti kertas soal ujian biasa pada umumnya, ada pertanyaan dan ada
jawaban. Bedanya, siswa dapat langsung menjawab pertanyaan di pilihan atau opsi
A, B, C, D, atau E. Untuk memilih soal yang ada, siswa dapat menggerakkan
kursor ke kanan atas, kemudian akan muncul nomor soal.
Setelah
selesai siswa dapat langsung log out. Setelah log out data pekerjaan siswa akan
tersimpan di server lokal. Setelah itu proktor akan langsung mengirim hasil
pekerjaan siswa ke server Pusat. Absensi siswa, berita acara, dan dokumen yang
biasanya harus ditulis tangan kini dicetak. Setelah itu berita acara dan absen
tinggal ditandatangani oleh pengawas dan proctor. Jadi, pengawas tidak perlu menulis
nama dan berita acara lagi. Baca dan tanda tangan saja. Praktis!
Hemat kertas,
praktis, dapat meminimalisasi kecurangan. Tapi, tentu saja ada kendala-kendala
yang dihadapi. Contohnya saja kalau aliran listrik terputus atau mati lampu,
dan jaringan internet yang kurang baik.
Seperti
kejadian pada saat saya mengawas, setelah siswa mendengarkan tes listening pelajaran bahasa Inggris,
mereka lalu harus log out dan log in lagi pada tes reading. Di tengah-tengah log in dan log out tersebut listrik pun putus. Mereka pun log in lagi seperti biasa, dan memasukkan kode token yang diberikan
oleh proctor. Tiba-tiba waktu yang tersisa untuk pengerjaan soal reading yang
seharusnya 95 menit berubah jadi 2 menit. Selesai 2 menit tersebut, tertulis
“terima kasih telah berpartisipasi dalam tes ini” yang berarti mereka telah
selesai dan tidak dapat lagi mengikuti tes tersebut.
Masalah
tersebut akhirnya dapat diatasi dengan cara meminta instruksi langsung dari Pusat.
Mereka pun akhirnya mengikuti ujian dengan waktu yang berbeda. Tes yang
seharusnya selesai pukul 16.00 WIB akhirnya dimulai lagi pukul 16.30 dan
berakhir sekitar pukul 18.00.
Walaupun ada
masalah-masalah kecil sampai besar, menurut saya ujian CBT lebih baik daripada
ujian berbasis kertas. Selain tentunya lebih hemat dan praktis, masalah-masalah
tersebut juga dapat diatasi dengan cepat oleh proctor (yang mengerti komputer
dan jaringan) dibantu juga oleh tenaga dari Pusat.
0 comments:
Post a Comment