BLOG-NYA PAK GURU IBNU

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

Saturday, November 7, 2015

Deskripsi Ujian Nasional Cmputer Based Test (CBT)

AGAR TIDAK ‘KAGOK’, INI ADALAH PROSES UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER

Deskripsi berikut berdasarkan pengalaman penulis.
Ujian Nasional atau yang biasa disingkat UN, adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Repubilk Indonesia nomor 20 tahun 2003 (wikipedia).
Selama ini, ujian nasional dijalankan dengan cara menjawab pertanyaan dengan menghitamkan lembar jawab komputer yang kemudian akan di scan menggunakan mesin scanner. Semuanya menggunakan kertas untuk soal dan lembar jawabnya. Tes ini kemudian sering disebut Paper based Test.
Namun tahun 2015 ini, setelah menimbang dan seterusnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., memutuskan untuk melaksanakan ujian berbasis komputer (Computer based Test) atau yang lebih sering disingkat CBT.
Nah, untuk anda yang ingin tahu dan yang tahun-tahun selanjutnya akan menjalankan ujian CBT, ada baiknya menyimak informasi proses ujian yang diadakan di kelas CBT. Penulis sendiri adalah seorang pengawas pada ujian CBT tahun 2015 sehingga dapat sedikit membeberkan proses ujian tersebut.
Di dalam ruangan ujian, ada dua orang pengawas dan dua orang proctor (padahal arti pengawas dan proctor sama, mungkin biar dibilang keren saja disebut proctor). Walaupun artinya sama sebagai pengawas ujian, proctor bertugas untuk mengawasi segala suatu yang berhubungan dengan komputer dan jaringan. Sedangkan, pengawas bertugas mengawasi dan membantu siswa agar pada saat ujian tidak terjadi kendala yang berarti.
Hal pertama yang harus dilakukan siswa adalah log ini dengan cara memasukan ussername dan password. Setelah itu akan tampil data siswa untuk memastikan bahwa yang memasukkan ussername adalah benar siswa yang akan mengikuti ujian.
Setelah yakin dengan datanya, siswa akan diberikan kode khusus atau yang disebut token. Token ini akan otomatis berubah tiap 15 menit. Token juga berfungsi jika siswa tidak aktif kemudian ter-log out secara otomatis, untuk dapat mengikuti tes kembali siswa harus memasukkan token yang akan diberikan oleh proctor. Setelah memasukkan token, siswa dapat memulai tes.
Bentuk tampilan aplikasi CBT yang diberikan pemerintah sangat sederhana. Tampilan soal di layar monitor seperti kertas soal ujian biasa pada umumnya, ada pertanyaan dan ada jawaban. Bedanya, siswa dapat langsung menjawab pertanyaan di pilihan atau opsi A, B, C, D, atau E. Untuk memilih soal yang ada, siswa dapat menggerakkan kursor ke kanan atas, kemudian akan muncul nomor soal.
Setelah selesai siswa dapat langsung log out. Setelah log out data pekerjaan siswa akan tersimpan di server lokal. Setelah itu proktor akan langsung mengirim hasil pekerjaan siswa ke server Pusat. Absensi siswa, berita acara, dan dokumen yang biasanya harus ditulis tangan kini dicetak. Setelah itu berita acara dan absen tinggal ditandatangani oleh pengawas dan proctor. Jadi, pengawas tidak perlu menulis nama dan berita acara lagi. Baca dan tanda tangan saja. Praktis!
Hemat kertas, praktis, dapat meminimalisasi kecurangan. Tapi, tentu saja ada kendala-kendala yang dihadapi. Contohnya saja kalau aliran listrik terputus atau mati lampu, dan jaringan internet yang kurang baik.
Seperti kejadian pada saat saya mengawas, setelah siswa mendengarkan tes listening pelajaran bahasa Inggris, mereka lalu harus log out dan log in lagi pada tes reading. Di tengah-tengah log in dan log out tersebut listrik pun putus. Mereka pun log in lagi seperti biasa, dan memasukkan kode token yang diberikan oleh proctor. Tiba-tiba waktu yang tersisa untuk pengerjaan soal reading yang seharusnya 95 menit berubah jadi 2 menit. Selesai 2 menit tersebut, tertulis “terima kasih telah berpartisipasi dalam tes ini” yang berarti mereka telah selesai dan tidak dapat lagi mengikuti tes tersebut.
Masalah tersebut akhirnya dapat diatasi dengan cara meminta instruksi langsung dari Pusat. Mereka pun akhirnya mengikuti ujian dengan waktu yang berbeda. Tes yang seharusnya selesai pukul 16.00 WIB akhirnya dimulai lagi pukul 16.30 dan berakhir sekitar pukul 18.00.

Walaupun ada masalah-masalah kecil sampai besar, menurut saya ujian CBT lebih baik daripada ujian berbasis kertas. Selain tentunya lebih hemat dan praktis, masalah-masalah tersebut juga dapat diatasi dengan cepat oleh proctor (yang mengerti komputer dan jaringan) dibantu juga oleh tenaga dari Pusat. 

0 comments:

Blogger news