BLOG-NYA PAK GURU IBNU

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

Friday, November 6, 2015

KISI-KISI UJIAN BLOK KELAS XII SEMESTER 1 KURIKULUM 2013

KISI-KISI UJIAN BLOK SMA KELAS XII SEMESTER 1
1.      STRUKTUR TEKS CERITA SEJARAH
Struktur teks cerita sejarah dimulai dari orientasi. Orientasi adalah bagian yang menjelaskan, mengantarkan, dan meberikan pengertian tentang hal yang akan dibahas –dalam hal ini adalah cerita sejarah-. Misalnya, anda ingin menulis cerita sejarah berjudul sejarah awal terciptanya smart phone, untuk itu anda harus menjelaskan pengertian smart phone kepada pembaca pada bagian awal yang disebut orientasi.
Struktur yang kedua adalah urutan peristiwa tahap I, II, III, dst. Urutan peristiwa ini dibuat dengan urutan tahun peristiwa sejarah kejadian teks. Apabila anda ingin membahas teks sejarah Piala Dunia, anda dapat memasukkan sejarah piala dunia dimulai dari tahun terkecil sampai piala dunia tahun yang paling besar atau terkini. Urutan ini dapat dibuat berdasarkan kebutuhan penulis, bisa ada 2, 3, 4, 5, dan berapapun urutan yang dibutuhkan agar wacana tersebut sempurna pembahasannya.
Reorientasi adalah bagian terakhir dari struktur teks cerita sejarah. Pada bagian ini penulis mengulas kembali hal-hal penting yang sudah dibahas sebelumnya. Tentunya hal-hal penting ditulis dengan ringkas.

2.      INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM TEKS CERITA SEJARAH
Informasi yang terdapat dalam teks cerita sejarah ini dapat menjawab pertanyaan dari apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Intinya adalah kalian harus memahami informasi yang terdapat di dalamnya, kemudian mencocokkan dengan pertanyaan yang diberikan. Misalnya pertanyaan kapan, tentunya di dalam teks tersebut banyak terdapat pernyataan yang berhubungan dengan kapan. Kita kemudian tinggal mencocokkan antara pertanyaannya dengan jawaban yang sesuai dengan teks yang ada.

3.      JENIS KALIMAT (NOMINA, VERBA, ADVERBIA, KELOMPOK KATA NOMINA, KELOMPOK KATA VERBA, DAN KELOMPOK KATA ADVERBIA)
Memahami perbedaan kata dan kelompok kata.
a.      Kata
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Atau mudahnya, kata adalah stuan bahasa terkecil yang sudah mempunyai makna. Contohnya: abang, artinya adalah kakak laki-laki yang lebih tua.
b.      Kelompok kata (frase)
Kelompok kata adalah kumpulan lebih dari 1 kata, tapi hanya memiliki 1 batas fungsi. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi subjek (S), predikat (p), objek (o), pelengkap (pel), atau keterangan (K).
Contoh:
Junaidi melempar dengan sekuat tenaga batu pada pohon mangga milik Pak Arie
    S                           P                                                 O                                        K

Pada contoh di atas, Junaidi, batu, adalah kata yang masing-masing berfungsi sebagai subjek dan objek.
Melempar dengan sekuat tenaga, dan pada pohon mangga milik Pak Arie merupakan kelompok kata atau frase. Karena dia lebih dari 1 kata dan hanya menduduki satu batas fungsi. Yaitu masing-masing menduduki batas fungsi predikat dan keterangan.

Memahami nomina, verba, dan adverbia.
a.       Nomina dan Kelompok Kata Nomina
Perhatikan contoh kalimat berikut:
      Ayah                makan    pisang ambon    di meja makan 
S/Nomina            P/Verba     O/Nomina         K/Adverbia

Kata ayah, merupakan nomina, sedangkan pisang ambon adalah kelompok kata nomina. Nomina, singkatnya adalah kata benda. Sedangkan, apabila kata dalam nomina tersebut lebih dari 1 kata tapi memiliki hanya 1 batas fungsi, dia disebut kelompok kata nomina.

b.      Verba dan Kelompok Kata Verba
Verba adalah  kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja.
Dalam fungsi, verba selalu menduduki fungsi predikat. Jadi, predikat dalam kata sudah pasti adalah verba.
Contoh:
      Ayah                makan    pisang ambon    di meja makan 
S/Nomina            P/Verba     O/Nomina         K/Adverbia

Pada contoh di atas, makan berfungsi sebagai predikat di dalam kalimat. Predikat ini berjenis verba.

c.       Adverbia dan Kelompok Kata Adverbia.
Adverbia adalah kata atau kelompok kata yang menduduki fungsi keterangan. Intinya adverbia adalah nama lain dari keterangan.
Berdasarkan perannya di dalam kalimat, peran tersebut berupa
1)      Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat terjadinya suatu peristiwa. Fungsi keterangan itu dapat diisi oleh kata tunggal, kelompok kata nomina, atau kelompok kata preposisi/anak kalimat.
2)      Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan, seperti dengan, di, dari, ke, sampai, dan dalam.
3)      Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan dan ada pula yang tidak. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan kata sifat. Keterangan cara yang berupa kelompok kata ditandai oleh kata dengan atau secara.
4)      Keterangan Penyebaban
Keterangan penyebaban adalah keterangan yang menyatakan sebab atau
alasan terjadinya suatu peristiwa, keadaan, kejadian, atau perbuatan.
Keterangan ini selalu berupa kelompok kata dengan preposisi karena
atau sebab. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungsi karena atau lantaran.
5)      Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau
maksud perbuatan atau kejadian. Keterangan tujuan ditandai oleh kata
untuk, guna, bagi, buat, dan demi.
6)      Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan kata benda, misalnya, subjek
atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah
(--), atau tanda kurang.
Contoh:
Kakak saya, Mbak Anis, terpilih sebagai mahasiswa
teladan.
7)      Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan kata benda (subjek ataupun
objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi
dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan
tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti
contoh berikut.
Contoh:
Najib, siswa kelas XII, mendapat beasiswa kuliah ke
Jerman.
8)      Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas kata benda, misalnya,
subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan
tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Contoh:
Siswa yang mempunyai rata-rata nilai 8 mendapat
beasiswa.
9)      Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak
adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan.
Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menghubungkan kata
dengan, tanpa, atau bersama dengan kata atau kelompok kata tertentu.
Kata atau kelompok kata yang berada di belakang kata itu harus
merupakan benda yang bernyawa atau dianggap bernyawa.
10)  Keterangan Alat
Keterangan alat merupakan keterangan yang menyatakan ada atau
tidak adanya alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Keterangan alat selalu diikuti oleh kata depan dengan atau tanpa.
11)  Keterangan Similatif
Keterangan similatif adalah keterangan yang menyatakan kesetaraan
atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan dengan
keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain.
12)  Keterangan Kesalingan
Keterangan kesalingan adalah keterangan yang menyatakan bahwa
suatu perbuatan dilakukan secara silih berganti. Keterangan ini ditandai
oleh kelompok kata satu sama lain.
(Dari buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)

4.      KONJUNGSI TEMPORAL
Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).
(Dari buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)

5.      AFIKS
Dalam pembentukan nomina, afiksasi yang terjadi antara lain adalah sebagai berikut.
a) Sufiks –an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -ur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi, -isida, -ita, -or, dan -tas.
Contoh:
1)      Buku bacaan yang dipegang anak itu milik Rika. (verba [V] à nomina [N])
2)      Aku sangat menyukai asinan yang dibuat ibu. (Adjektiva [A] à nomina [N])
3)      Maman S. Mahayana adalah seorang kritikus sastra yang terkenal. (nomina [N] à nomina [N])
b) Prefiks ke-, pe-, dan se-.
Contoh:
1)      Andi terpilih sebagai ketua kelompok kami. (Ajektiva [A] à nomina [N])
2)      Pedagang kaki lima memenuhi trotoar sepanjang Jalan Diponegoro. (verba [V] à nomina [N])
3) Saya sekelas dengan Sadewa. (nomina [V] à nomina [N])
c) Konfiks ke-an, pe-an, dan per-an.
Contoh:
1)      Pengaturan jam kerja telah ditetapkan dalam undangundang. (verba [V] à nomina [N])
2)      Pertunjukan sirkus itu berhasil menarik banyak pengunjung. (verba [V] à nomina [N])
3)      Kekayaan Haji Ahmad sudah tak terhitung jumlahnya. (ajektiva [A] à nomina [N])
d) Infiks -el- dan -er-.
Contoh:
1)      Rafa dan Vania sedang asyik bermain gelembung sabun. (ajektiva [A] à nomina [N])
2)      Telunjuk ibu tergores pisau saat mengiris bawang. (verba [V] à nomina [N])
3)      Seruling itu terbuat dari bambu. (nomina [N] à nomina [N])
e) Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pemberan, pemer-an, penye-an, perse-an, dan perseke-an.
Contoh:
1)      Keberhasilan tidak bisa diraih tanpa usaha yang keras. (dari bentuk ber- + dasar [D])
2)      Keterlibatan Ranto dalam kasus korupsi membuat ia kehilangan kepercayaan. (dari bentuk ter- + dasar [D])
3)      Daerah kumuh perlu dipugar untuk penyerasian dengan daerah sekitarnya. (dari bentuk menye-kan)
(Dari buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015)

6.      EJAAN (KHUSUS PENULISAN HURUF KAPITAL)
Di antara aturan penulisan huruf kapital yang perlu kalian pelajari pada tingkat ini adalah
a.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara
b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku

7.      PENGUNAAN TANDA BACA KOMA (,)
a.      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
c.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

8.      MAKNA KATA DEPAN
a.      Kata depan penanda tempat keberadaan dan waktu, yaitu: di, pada, dalam, dan antara.
Contoh:
Kami sekolah di SMA Katolik Santu Petrus Pontianak.
b.      Kata depan penanda arah atau tempat asal, yaitu: dari
Contoh:
Yudi baru saja dari kamar kecil.
c.       Kata depan penanda arah atau tempat tujuan, yaitu: ke, kepada, akan, dan terhadap
Contoh:
Pada liburan yang akan datang aku akan pergi ke rumah saudara jauhku.
d.      Kata depan penanda pelaku, yaitu: oleh
Contoh:
Akibat terlambat berulang-ulang, dia dimarahi oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di sekolahku.
e.       Kata depan penanda alat atau cara yaitu: dengan, dan berkat
Contoh:
Boni berlari dengan sangat lambat.
f.       Kata depan penanda perbandingan, yaitu: daripada
Contoh:
Rumahku lebih kecil daripada rumah tetanggaku.
g.      Kata depan menunjukan suatu hal atau permasalahan, yaitu: tentang dan mengenai
Contoh:
Rapat RT pagi hari itu membahas tentang rencana kerja bakti yang akan segera dilaksanankan.
h.      Kata depan penanda hubungan akibat, yaitu: hingga dan sampai
Contoh:
Dono menangis sampai matanya bengkak.
i.        Kata depan penanda hubungan tujuan, yaitu: untuk, buat, guna, dan bagi.
Contoh:
Belajarlah yang giat guna masa depan yang cerah.

9.      STRUKTUR TEKS BERITA
Struktur teks berita dimulai dari orientasi. Orientasi adalah bagian yang menjelaskan, mengantarkan, dan meberikan pengertian tentang hal yang akan dibahas –dalam hal ini adalah teks berita-. Misalnya, anda ingin menulis teks berita berjudul berita tentang smart phone, untuk itu anda harus menjelaskan pengertian smart phone kepada pembaca pada bagian awal yang disebut orientasi.
Struktur yang kedua adalah urutan peristiwa tahap I, II, III, dst. Urutan peristiwa ini dibuat dengan urutan tahun peristiwa sejarah kejadian teks. Apabila anda ingin membahas teks sejarah Piala Dunia, anda dapat memasukkan sejarah piala dunia dimulai dari tahun terkecil sampai piala dunia tahun yang paling besar atau terkini. Urutan ini dapat dibuat berdasarkan kebutuhan penulis, bisa ada 2, 3, 4, 5, dan berapapun urutan yang dibutuhkan agar wacana tersebut sempurna pembahasannya.
Reorientasi adalah bagian terakhir dari struktur teks cerita sejarah. Pada bagian ini penulis mengulas kembali hal-hal penting yang sudah dibahas sebelumnya. Tentunya hal-hal penting ditulis dengan ringkas.

10.  ANTONIM
Antonim adalah lawan kata. Misalnya kita menyebutkan pergi, antomimnya adalah pulang.

11.  PENULISAN KATA BAKU
Kata baku dan tidak baku dalam soal-soal Pembelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya lebih terfokus pada kata-kata yang biasa digunakan, namun ternyata salah. Karena, yang biasa belum tentu benar. Contohnya adalah penulisan kata ‘apotik’. Penulisan kata tersebut sangat umum di kalangan masyarakat. Bahkan kita lebih terbiasa dan enak menyebut apotik daripada kata bakunya yaitu `apotek`. Sama halnya dengan `atlit`. Kita lebih cendrung untuk menuliskan dan menyebutkannya dengan cara yang salah.
Contoh lainnya adalah sebagai berikut.
Jadual seharusnya jadwal
Kwitansi seharusnya kuitansi
Resiko seharusnya risiko
Konvoy seharusnya konvoi dsb.

12.  VERBA TRANSITIF
Verba transitif adalah verba -kata kerja atau bisa juga kelompok kata kerja- yang membutuhkan objek agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang lengkap.
Contoh:
SunGoKong memakan   ....
S/Nomina     P/Verba

Kalimat di atas adalah kalimat yang menggantung karena verbanya membutuhkan objek agar jadi kalimat yang utuh. Kalimat di atas dapat mejadi
SunGoKong memakan pisang ambon
S/Nomina     P/Verba    O/Nomina

Ciri kedua verba transitif adalah kalimatnya dapat dipasifkan.
`Ayah membaca koran` menjadi `Koran dibaca ayah`. Bandingkan dengan kalimat yang mengandung kalimat intransitif apabila dipasifkan. `Ibu makan jengkol` apabila dipasifkan menjadi `jengkol makan ibu`.

13.  VERBA PEWARTA
Verba pewarta adalah kata yang digunakan untuk mengindikasikan suatu percapakan. Contoh: mengatakan, memaparkan, memberitakan, memberitahukan, dan kata-kata sejenis.

14.  JENIS-JENIS IKLAN
Iklan terdiri atas 3 jenis, yaitu
a.       Iklan pemberitahuan
Iklan pemberitahuan adalah iklan yang sifatnya menyampaikan informasi tertentu. Contohnya apabila ada rapat direksi pemegang sahan suatu perusahaan.
b.      Iklan layanan masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menginformasikan tentang pelayanan-pelayanan tertentu yang biasanya dilakukan oleh pemerintah atau suatu badan kepada masyarakat. Contohnya adalah iklan keluarga berencana.
c.       Iklan penawaran
Iklan penawaran adalah iklan yang memberikan penawaran terhadap produk-produk tertentu. Contoh: iklan minuman dalam kemasan.

0 comments:

Blogger news